Pada saat itu, ada seorang yang jatuh cinta dengan sikapku yang impulsif. Walau pada awalnya tidak, lama-kelamaan dia berusaha memahami dan memang mulai menerimaku. Aku yang terbuka, aku yang emosian, aku yang suka eksperimen pakai baju aneh2 nan terbuka yang sgt dibencinya, aku yang pergi ke gereja seminggu sekali dan mungkin lebih, aku yang pernah terpikir dan mau mencoba mempelajari Islam, aku yang sampai 23 tahun ini, bisa berdiri, berbicara, menulis, berkarya atau apapun itu berkat semua orang di sekitarku, agamaku dan Tuhanku yang katanya adalah beda dan bukan Tuhannya.
Sekarang...mungkin semuanya sudah lewat. Apa pantas dia bilang bahwa dia sekarang sudah mempunyai wacana lain tentang perempuan yang nanti akan jadi istrinya. Mencari perempuan yang sederhana, yang mencintai dengan sederhana, yang bukan perempuan hebat sepertiku (ini katanya). Hei! Siapa yang merubah kriteria itu? Dia sendiri! Bukan aku yang berubah. Lalu pantaskah dia berkata macam itu, seakan aku ini orang yang pernah mengaku emas padahal cuma besi di depan dia?
Salah satu sifatku adalah tidak munafik. Aku adalah aku, take it or leave it, walau aku juga bisa bertoleransi. Sekarang sikapnya benar-benar menyebalkan. Sama halnya dengan menyela fotoku yang memegang rokok dan berkata itu tidak baik, atau jangan2 itu cims. Padahal dulu dia merokok dan memang sampai sekarang pun aku tidak merokok. Ckckck.....manusia yang suci!
No comments:
Post a Comment